Senin, 15 November 2010


RESENSI
  1. Identitas Buku
Judul : Trilogi Memoar Nikah Dini Keren ANUGERAH CINTA
Pengarang : Muhammad Karibun Haekal Siregar
Penerbit : Jendela
Tahun : 2008
Tebal : 320 Halaman
Jenis Buku : Fiksi
Warna Sampul : Merah Muda
Gambar : Sepasang Laki-laki dan Wanita beserta Anak laki-laki dan perempuan

  1. Sinopsis
Haekal adalah seorang anak SMU yang unik, perpaduan antara kenakalan dan kecerdasannya membuat dia diperlakukan secara istimewa. Setelah baru masuk Geng Zaper, Haekal semakin banyak menkonsumsi ganja, minum-minuman keras dan mulai merokok. Terkadang Geng Zaper menantang geng-geng yang lain untuk berkelahi sebatas untuk menunjukkan daerah kekuasaannya.
Untuk pertama kali dalam sebulan pacaran, Haekal akhirnya diperbolehkan mengantar Seli pulang ke rumahnya. Rumah yang tidak begitu besar itu di isi oleh tujuh orng anggota keluarga Seli termasuk Seli juga. Ketika Haekal sampai di rumah Seli, dia bertemu dengan Imam (adik seli), Haekal pun mencoba untuk bersikap ramah. Kedatangan untuk pertama kalinya tak di sambut baik oleg orang tua Seli. Mereka tidak mau menemui Haekal seperti layaknya orang tua dari pacar-pacar sebelumnya. Setelah dari rumah Seli, Haekal pergi ke rumah Mita untukmengikuti tradisi pergi ke puncak setiap malam minggu.
Hari penerimaan NEM tertingi dilaksanakan pada hari ini, mau tidak mau Haekal pun harus menghadirinya karena dia peraih NEM tertinggi cowok IPA. Seli pun juga menerima NEM tertinggi cewek IPA. Dengan pakaian peminjaman ayahnya Haekal pun berangkat. Dengan pergaulannya selama itu Haekal meminta salah seorang temannya bernaman Ira untuk membetulkan dasinya , tanpa sengaja Seli melihat hal itu. Seli hanya berlalu begitu saja tanpa membalas senyuman Haekal.
Dengan hanya membawa uang 50 ribu dan dua stel baju , haekal dan teman-temannya di ajak mita ke pesisir pantai anyer selama tiga hari bersama keluarga mita untuk merayakan ulan tahun mita. Pada saat haekal berada di ujung dermaga yang sedang menikmati deburan ombak malam, tiba-tiba sita dating. Dia bertanya tentang dirinya yang berlanjut dengan hubungan antara sita dan haekal. Pertanyaan sita tak pernah dijawab oleh haekal.
Malam nongkrong lainnya di sebelah rumah saudaranya haekal, dia sedang asyik menghisap ganja. Tanpa ia sadari, setelah memakai ganja ia mersakan mengambang antara hidup dan mati.
Setelah kelulusan haekal dan seli, mereka mendaftar UMPTN di universitas Indonesia. Tidak di sangka-sangka , haekal diterima di pilihan kedua jurusan biologi. Seli pun juga diterima di pilihan kedua jurusan matematika. Setelah sekian lama menjadi mahasiswa haikal lebih tertarik pada computer, terutama belajar pemrogaman. Haekal lebih benyak menghabiskan waktu di tempat rental farhan.
Masalah utama yang kian bergejolak yakni status seli sebagai seorang jilbaber yang sudah mempunyai pacar dan bermesraan di tempat umum kian di perbincangkan oleh teman-teman seli. Seli sebagai seorang jilbaber tidak ingin merusak lambang kesucian dengan meneruskan hubungannya. Haekal hanya memiliki dua opsi, nikah atau putus. Setelah berfikir selama satu bulan, tekad haekal bulat untuk menikahi seli.
Keputusan haekal untuk menikah tidak disambut dengan baik oleh orang tuanya terutama ayah haekal. Tetapi ibu haekal akhirnya merestui pernikahan haekal. Setelah melamar seli, keluarga seli bermusyawarah dengan Pak Amil Djamil sebagai orang yang mengurusi pernikahan di kampung seli. Tetapi karena batas usia laki-laki untuk menikah adalah 19 tahun dan haekal masih berumur 18 tahun , mereka harus mengurus surat izin dari pengadilan agama.
Setelah mendapat surat izin dari pengadilan, tidak lama setelah itu tibalah hari pernikahan haekal dan seli. Pernikahan yang dilaksanakan di KUA itu berlangsung secara sederhana. Kejutan yang dating dari teman-teman haekal dari jurusan biologi yang menjadikan pernikahan ini jadi lebih istimewa.
Akhirnya setelah seli resmi menjadi S1 matematika, haekalpun juga sukses dengan bukunya Nikah Dini Keren.
Haekal yang kurang menyukai jurusan biologi itupun akhirnya berpindah ke jurusan Ilkom IPB. Setelah itu mulai banyak penawaran mengajar yang menjadikan kondisi keuangan haekal dan seli menjadi lebih baik.
Muhammad Karibun Haekal Siregar, kelahiran Jakarta,17 Nopember 1981. Waktu kelas 2 SD, cerita mininya kerap tampil di majalah Bobo. Beberapa kali menyabet penghargaan Lomba program computer,games dan membaca. Selain bekerja pada sebuah perusahan IT, ia masih rajin menulis, membukukan karya-karyanya.

  1. Analisis
Anugerah Cinta dikisahkan dari pengalaman langsung Haekal yang menceritakan pernikahan muda dirinya dengan Seli. Haekal merupakan seseorang yang hebat, dia mampu merubah dirinya dari yang buruk hingga menjadi lebih baik. Seli adalah sosok yang penting bagi kehidupan rumah tangga Haekal. Seli memiliki sifat mandiri yang kuat, setiap perkataannya terasa bijak di hati Haekal.
Cerita ini memiliki arah topik yang terkadang membuat sulit dipahami pembaca. Selain itu gaya orang pertama dalam Novel ini kerap berubah-ubah sehingga jalannya cerita menjadi lebih rumit seperti yang tercantum dalam novelnya, “ (dalam catatan harian seli) “Akibatnya kami berdua sering bergantian menetap, beberapa hari dirumahku, beberapa hari kemudian dirumah Haekal” ”.
Dan “ (dalam lembar komentar ibuku) “kok yang murah sih?” ujarku sesaat mencermatinya. “kenapa gak yang itu saja tuh!” kulihat sekilas wajahnya yang cantik terheran-heran. Aku tersenyum kemudian menggamitnya ke sudut batik bermerek.
Ini kemahalan, Bu….”
Kubaca harga yang tercantum, hanya 250 ribu dan masih did diskon pula.
Sudah, gak apa-apa yang mehalan sekalian,” desakku sambil meraih kain batik bercorak pink.
Ini bagus kan? Pas buat anak muda, ngjreng!”
Ia menggeleng. “ Gak, ah, Bu, mau yang warna kalem aja. Lagian gak suka ngepink-ngepink.”
Baik, terserahmu saja. Sekarang, ayo kita cari baju baru juga buat Abang dan Butet.”
Bandung terkenal dengan kota hujan setiap harinya diselimuti awan pekat dan memiliki curah hujan yang tinggi. Banyak tempat yang bisa dikunjungi untuk memadu kasih karena udaranya yang sejuk dan pemandangannya yang indah.
Setiap orang mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri, tapi perlu diingat bahwa di balik hak itu jelas terkandung kewajiban menanggung semua konsekuensi keputusan kita.” Hal itulah yang di jelaskan oleh Pipiet Senja. Juga kita perlu menanamkan untuk tidak menganggap kekayaan yang diperoleh orang tuamu sebagai kekayaan milikmu.